Rabu, 27 Juli 2016

Pasien Obstetri yang Lebih Muda dari Dokternya

Pada suatu waktu di kamar bersalin, saya berbincang dengan seorang pasien pasca bersalin anak pertamanya. Seorang wanita belia kelahiran tahun 1995.
Ima (i): wah selamat ya mbak, sudah lahir anaknya! Lucu banget.
Pasien 1(P): iya dok, makasih banyak ya. Dokter belum menikah ya?
i : iya mbak, belum.
P: wah, iya juga sih, mengejar karir ya dok.
i: hehehe (nyengiir)
Dalam hati: gak ada hubungannya antara mengejar karir dengan belum menikah. Hahahha. Memang budaya daerahku dan daerah njenengan berbeda mbak. Nek ditempate mbake gadis-gadis memang dinikahkan muda, usia 17an. Kalo di daerah saya, gadis-gadisnya kebanyakan diluluskan sarjana dulu baru dinikahkan.

Memang di Banjarnegara ini luarbiasa sekali usia kehamilan pertamanya. Pantesan di sana banyak iklan KB, khususna yang mempromosikan agar menikah setelah sarjana saja. Sejauh ini sih iklannya gagal, haha. Lha, rata-rata usia 17an sudah pada menikah.

Pada kesempatan lain bersama pasien(Q) dan ibunya pasien(R). Tidak beda jauh umurnya, si pasien tetaplah lebih muda dari saya.
i: selamat ya mbak anaknya sudah lahir, semoga jadi anak sholiih.
P: aamiin. makasih ya dok.
R: Dokter sudah menikah belum emang dok?
i: belum bu. Hehe
R: oh semoga dokter cepat dapat jodoh ya.
i: aamiin bu. Hehe.(nyengir again)
Dalam hati: mengaminkan dengan kenceng, juga buat dokter-dokter yg lain ya buu doanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar