Sabtu, 22 Februari 2014

Tentang Tidur : NREM & REM

Saat tidur, tubuh kita beristirahat dan mengembalikan level energinya. Tidur memengaruhi keadaan fisik dan mental. Tidur malam yang baik sering menjadi cara yang terbaik untuk berdamai dengan stres, masalah, dan bahkan sembuh dari sakit.

Apa yang terjadi saat kita tidur ?
Tidur memiliki dua keadaan umum yaitu REM(Rapid eye movement) dan NREM(nonRapid eye movement). Satu siklus tidur yang lengkap diawali dengan tidur NREM yang terdiri dari 4 tahap, dan tidur REM. Berikut penjelasannya.

NREM

Tahap 1 : Pada pembacaan tidur (polisomnografi), tubuh mengalami penurunan aktifitas sebelum memasuki tidur tahap 1. Pada tahap 1 tidur, mata sudah tertutup, orang dapat terjaga dengan mudah, namun mereka seringkali tidak merasa bahwa mereka sudah tertidur. Tahap 1 ini berlangsung selama kurang lebih 5 hingga 10 menit. Sensasi terjatuh yang menyebabkan kontraksi otot tiba-tiba (hypnic myoclonia) terjadi pada tidur tahap 1 ini.

Tahap 2 : Ini merupakan periode tidur ringan (light sleep), dari pembacaan tidur (polysomnographic) dapat terlihat puncak dan lembah gelombang yang intermiten. Gelombang-gelombang tersebut menunjukkan periode spontan tonus otot yang berkombinasi dengan relaksasi otot. Denyut jantung melambat dan suhu tubuh menurun. Pada tahap 2 ini tubuh sedang menyiapkan dirinya untuk memasuki tahap tidur dalam (deep sleep)

Tahap 3 dan 4: Merupakan tahap tidur dalam. Tahap ini dinamakan juga dengan tidur gelombang rendah atau tidur delta (slow wave or delta sleep). Jika orang terbangun pada tahap ini, mereka akan mengalami rasa disorientasi pada menit-menit awal.

Selama mengalami tahapan-tahapan tidur NREM, tubuh memperbaiki dan meregenerasi jaringannya, membangun tulang, dan otot. NREM juga cenderung menguatkan sistem imun tubuh. Semakin bertambah tua, orang akan lebih mudah masuk ke tahapan-tahapan tidur dan mengalami lebih sedikit tidur dalam.

REM

Biasanya tidur REM terjadi 90 menit setelah tidur tahap 1. Tidur REM periode pertama umumnya berdurasi 10 menit, yang kemudian akan memanjang seiring dengan pengulangan tahap tidur REM dalam satu tidur, REM yang paling akhir dapat mencapai 1 jam. Polisomnogram menunjukkan pola gelombang otak saat tidur REM mirip dengan saat terjaga. Pada orang-orang tanpa kelainan tidur, denyut jantung dan laju pernapasan meningkat dan tak menentu. Seperti namanya, rapid eye movement, pada tahap ini bola mata bergerak cepat ke berbagai arah.

Mimpi yang kuat terjadi saat tidur REM sebagai akibat aktivitas otak yang meningkat, tapi otot-otot sadar yang utama mengalami kelumpuhan. Tahap REM merupakan kombinasi antara tingginya aktifitas otak dan imobilitas muskuler. Nah, karena inilah tidur REM juga disebut tidur paradoksikal.

Kebutuhan tidur setiap orang bervariasi, tergantung banyak faktor, salah satunya adalah usia. Bayi biasanya membutuhkan 16-18 jam tidur per hari, remaja membutuhkan 9 jam. Kebanyakan orang dewasa membutuhkan 7-8 jam tidur per hari.

Jika seseorang kekurangan tidur, ia dapat mengalami gangguan berpikir dan mengingat, depresi, penurunan respon imun, kelelahan, dan peningkatan rasa nyeri.

Disadur dari http://www.webmd.com/sleep-disorders/excessive-sleepiness-10/sleep-101?page=2

Sabtu, 08 Februari 2014

Not Coincidence. No It's Not. (Mom and Dad)

Mommy, Daddy, ah bukan, itu bukan panggilan sayang untuk kedua orang tuaku. Aku memanggil mereka Ibu dan Bapak, sama seperti Bapak Ibuku memanggil orangtua mereka masing-masing.
Alkisah, mereka dulu pertama kali bertemu di sebuah masjid di Kota Temanggung, dan selanjutnya dikenalkan oleh saudara Ibuku. Secara kebetulan (ah bukan, sudah diatur Allah kog dari sana nya) waktu itu Bapak dan Ibu sama-sama tinggal di Jakarta, Bapak bekerja di PLN dan Ibu di Dinas Pertanian. Bertahun-tahun mereka sudah tinggal di propinsi yang sama tanpa saling mengetahui. Hari itu terbongkar sudah, dan itulah awal dari kisah mereka.

Aku tentu tidak akan menceritakan mereka dari hari itu hingga sekarang karena tentu akan amat panjang, dan aku juga takut salah menuliskannya disini (pengetahuanku juga terbatas kan?). Aku tidak tahu apakah setelah itu mereka sering mengalami kebetulan-kebetulan di hari-hari mereka atau tidak. Tapi beberapa hari ini lagi-lagi mereka mengalami kebetulan-kebetulan lagi. Ada 2 jumlahnya. Pertama, hari Selasa saat aku SMS Ibu minta supaya Ibu menemani aku les menyetir. Waktu itu Ibu sedang ke Pamella Swalayan, belanja. Ini parah, Ibu kehabisan pulsa saat itu, nah lo, gimana cara Ibu mengabariku kalau begitu ya. Harus beli pulsa dulu ? Ternyata tidak lho. Kebetulan disaat yang sama Bapak juga sedang ke Pamella Swalayan, ada janji bertemu dengan temannya disana.  Bisa diduga kan endingnya? Tentu diantara ratusan orang yang sedang berbelanja di sana, mereka bertemu. Akhirnya selamatlah Ibu, tidak perlu repot-repot beli pulsa dulu untuk mengabari ku. Ibu SMS aku memakai handphone Bapak. Dalam kasus ini, kebetulan itu : Menguntungkan.

Kedua, semalam. Ketika aku sedang duduk-duduk membaca buku di dekat Ibu yang sedang tidur-tiduran di kursi panjang, tiba-tiba ada suara letupan dari dapur. Ibuku langsung bangkit. Panik mengingat beliau lupa mematikan tungku kompor yang sudah memanaskan sayur Brongkos dari tadi. Pasti gosong. Memang betul gosong, sampai asat kuahnya.Ya sudahlah, aku sih nerima aja, nggak papa gosong. "Kalau sampai sayurnya gosong, dan nggak bisa dimakan lagi ya berarti itu bukan rejeki kita." pikirku, sembari berdoa semoga Allah memberiku daya ingat yang baik sehingga minim kejadian 'gosong' pada masakan-masakanku kelak. Eh, ndilalah tidak sampai 10 menit dari kejadian itu, tiba-tiba (lagi) Bapak berlari panik keluar kamar. Teringat sedang membuat air ion perak dengan generatornya, ditinggal Bapak ketiduran di kamar. Gosong juga, sampai warna airnya menggelap dari standar yang seharusnya. Haha, ada-ada saja Bapak Ibuku. Kog ya, menggosongkan dalam jam yang sama. Senasib yang menggelikan. Bikin aku yang tidak ikut-ikutan jadi panik juga. Kali ini, kebetulan itu : sedikiiit menghibur.

Kebetulan-kebetulan itu sederhana. Sederhana namun mengesankan. Bukan sebuah kebetulan di alam raya ini ada kejadian seperti itu, ada yang merencanakannya, yang telah menge-plot terjadinya di sebuah kota nun kecil bernama Jogja ini. Dan lagi-lagi Allah berkenan menjadikanku saksi kejadian-kejadian sederhana namun mengesankan. Membuatku semakin kagum dengan segala pengaturannya yang serba wah dan wow, yang selalu ada hikmah dibaliknya, yang selalu menorehkan bukti sifat Ar-rohman-Nya, dan semoga semakin memperdalam kecintaanku pada-Nya.

Dan akhirnya, semakin yakin bahwa yang selama ini telah didogma manusia bahwa segala kejadian yang terjadi diluar kontrol dan rencana kita itu disebut dengan kebetulan, adalah bukan kebetulan secara murni, ada Zat yang mengatur di balik itu semua :)