Rabu, 27 Juli 2016

Prolaps Tali Pusat

Sejauh tujuh minggu koas obsgyn ini, tidak ada kasus yang membuat keadaan begitu mencekam seperti prolaps tali pusat tipe tali pusat menumbung. Sudah 3 kali saya menjumpai kasus prolaps ini. Dan demi Allah, nggak mau lagi deh ketemu kasus ini.
Kronologi kejadian 3 kasus tali pusat menumbung ini pun beda-beda. Pertama sewaktu di Muntilan. Sudah pernah saya ceritakan kronologinya di posting lama saya. Intinya, bayi dalam keadaan terancam. Denyut jantung janin sudah mencapai 60an, suatu keadaan sangat bahaya pada janin, dimana sirkulasi janin normal membutuhkan denyut jantung sebanyak 120-160 kali per menit. Dalam keadaan demikian, bayi harus seegera dilahirkan untuk mendapat bantuan hidup dasar. Karena di kasus muntilan serviks ibu belum terbuka lengkap dan belum bisa untuk segera melahirkan, bayi pun segera dilahirkan gawat darurat dengan operasi sesar (sectio cesarean/SC) emargency. Alhamdulillah, bayi berhasil diselamatkan dengan SC, dan menangis spontan. Walaupun sempat tidak menangis selama setengah menit sebelumnya.

Kasus kedua di Banjarnegara, lagi-lagi sewaktu saya jaga malam. Kali ini adalah pasien dari IGD yang saya evaluasi pemeriksaan dalam. Pasien datang dengan pembukaan 2. Sebut saja nyonya L. Kira-kira empat jam kemudian, pukul 1.30 saya periksa, pembukaan 4. Pukul 4.30 tiba-tiba penunggu Ny L lapor ke saya kalau terjadi sesuatu, tapi bicaranyatidak jelas. Yasudah, saya hampiri saja bednya. Saya singkap saja jarit yg menutupi bagian bawah tubuhnya, siapa tahu ada tanda-tanda siap bersalin segera (lubang anus terbuka, area perineum/kemaluan menonjol, atau tampak kepala bayi dari lubang tengah). Ternyata malah tali ousat menumbung yg saya lihat. Haissh, langsung lah say

Tidak ada komentar:

Posting Komentar