Sabtu, 09 Januari 2016

Sebuah Catatan Penghujung Masa S1

Bismillah. 

Tulisan ini dibuat saat kabut fajar sedang menari-nari diluar, meminta disegerakan datangnya mentari yang perlahan mengubahnya sosoknya menjadi sorak-sorakan awan di langit, memutihkan kecerahannya. 
Juga di saat ini, embun-embun yang masih perawan itu, sedang berkilauan di ujung-ujung rerumputan.
Bak manik-manik di kehijauan hamparannya.
Amboi,
Sudah hampir habis masa S1 saya.
Akan segera tergeser oleh datangnya babak baru dalam hidup saya yang disebut sebagai 'ko-ass'
Sebegitu singkatnya kah?
Tak kusangka sekilat itu sejak pengumuman SNMPTN jalur tertulis resmi dirilis pada 6 Juli 2012 lalu.
Ah sudah tiga setengah tahun.
Masih ingat  dulu masih malu-malu bahagia ketika awal masuk ke kampus saya di jalan Farmako.
Masih ingat dulu saya sering kesasar di fakultas sendiri, sekarang saya sudah punya rute favorit sendiri untuk menuju ruang kuliah, KPTU, bursa, gedung radioputro. hehe
Masih ingat ketika dulu saya dan teman-teman saling 'add friend' di akun FB masing-masing, berharap bisa saling memberi dukungan dan meringankan beban kawan saat masalah datang.

Amboi,
Betapa pentingnya peran kelompok tutorial kala itu (hingga kini sih)
Belajar kelompok, saling mengingatkan, menyemangati, dan diam-diam saling bersaing. hehe.
Menggila bersama kawan menghapal nama-nama tulang dan landmark-landmark di permukaannya. Hingga kemudian materi tulang-tulang berganti jadi materi jantung dan pembuluh. Lalu jantung dan pembuluh berubah menjadi usus-usus. Lalu begitu seterusnya hingga akhirnya tak terasa 6 kali 7 minggu kami tutorial 23 bersatu dalam keadaan kebersamaan.

Di tahun kedua, saya sudah tak sekelompok dengan sembilan teman kece saya dari keluarga cemara. Tahun kedua is another great academic year on my ownOne of the most kece-est campus year ever
Mengenai nilai-nilai tentang kehidupan, di tahun kedua inilah saya mulai merasa ada sesuatu yang perlu diubah dari diri saya secara keseluruhan. Itu dimulai dari pakaian. 

Jika sebelumnya saya merasa cukup syari dengan celana kain yang longgar, entah mengapa saya merasa butuh untuk menggantinya dengan rok dan rok dan rok. Dan jika sebelumnya saya merasa cukup dengan kerudung sepanjang iga costa-10 dan selebar procesus coracoideus, entah mengapa sejak tahun kedua saya merasa butuh dan merasa lebih aman untuk mengulurkannya lagi dan lagi hingga beberapa sentimeter lebih distal. Memang sebelumnya sudah ada wacana untuk lebih mensyar'i kan penampilan, walau awalnya tidak berencana seawal itu. Berbenah jati diri lagi dari awal agar sekiranya sesuai apa yang Sang Khalik kriteriakan sebagai orang yang berada di Jalan-Nya dan mensetting goal. Betapa bersyukurnya saya karena Allah atas kehendak-Nya yang MahaAgung memfasilitasi perubahan saya dengan teman-teman sekelompok tutorial yang kondusif untuk perubahan yang lebih baik di Jalan Allah. Tutorial empat !! Tidak kalah seru dengan kelompok 23 alias Keluarga Cemara. Sayangnya, kebersamaan kami di ruang tutorial berkurang 6 minggu jika dibandingkan dengan durasi di tahun pertama karena sejak tahun kedua itu ada pemangkasan durasi blok menjadi 6 minggu per blok. My second year was definitely another year not to ever forget.

Sedangkan tahun ketiga, nah ini nih. Merupakan saat penggodogan saya dengan nilai-nilai kenyamanan di tahun kedua yang berbeda dengan nilai-nilai secara umum bagi teman-teman di tahun ketiga. Di saat itu sepertinya idealisme saya semacam diuji, hehe. Tapi yang pasti teman-teman tahun ketiga ini luar biasa sekali. Terdiri dari tujuh perempuan dan tiga laki-laki. Dalam sepuluh orang itu ada enam asisten lab! Kelompok yang sangat rajin mengerjakan tugas kelompok. Kelompok yang suka wacana, hehe, sampai-sampai judul grup ini di line adalah 'Tutorial 19 Antiwacana'. Saking lelahnya kita gagal mewujudkan wacana. Wacananya apa.. banyak sekalii, mulai dari makan-makan setelah selesai kuliah (yang tersering gagal), sampai camping bersama di pegunungan dan di pantai (luar biasa wacana. wkwk). Setidaknya ada satu dua agenda besar (jalan-jalan ke Semarang dan menyusun tema foto kelompok untuk buku tahunan) yang berhasil dilaksanakan atas komitmen terkuat kami kali itu.Kelompok 19 adalah kelompok saya selama 8 blok. Lama bukan? Hampir satu selama satu setengah tahun, sejak tahun ketiga hingga pertengahan semester tujuh di tahun keempat. It was just another wonderful year :)

Di tahun ketiga itu pula lah ketegaran diri juga diuji. Ketika teman-teman lain sudah punya penelitian dan satu persatu mulai ambil data, saya bahkan baru ada penelitian di liburan semester ganjil, kurang lebih dua belas bulan yang lalu. Di tahun ketiga ini satu persatu teman-teman menyelesaikan skripsinya dengan pendadaran. Ketika ada teman yang pendadaran, hati rasanya bahagia sekali, sekaligus miris dengan diri sendiri, "kapan le rampung yo skripsiku". Begitu kira-kira :) 

Dan kemudian saya pun harus kembali beradaptasi dengan kelompok baru untuk blok elektif. Sekedar pembaca yang budiman tahu, kami mahasiswa FK tiap semesternya mengisi KRS online dengan sistem paketan. Maksud saya, dalam satu semester di setiap semesternya, kami sudah ditentukan blok-blok apa saja yang harus kami ambil. Tidak pernah ada sensasi 'portal combat' seperti yang dialami oleh teman-teman selain fakultas klaster kesehatan (FK, FKG, Farmasi).  Akhirnya, kami baru bisa memiliki portal kombat sendiri untuk blok elektif di akhir masa perkuliahan S1, lebih tepatnya blok terakhir dari 21 blok tersedia,. Setelah perhelatan alot bersama internet cepat, server down, dan laptop yang setia menemani sejak tiga puluh menit sebelum jam 00:00 dini hari, akhirnya saya mendapatkan dua modul elektif yang saya inginkan. Modul yang saya ambil adalah Vector Control in Public Health Importance (disingkat 'vektor' saja) dan Herbal Medicine and Phytopharmaca (disingkat 'Herbal' saja). Masing-masing berjalan selama tiga minggu secara berurutan sehingga total durasi blok elektif dari termin satu hingga termin dua adalah enam minggu. Blok elektif diwarnai dengan teman-teman baik nan seru dan bijak untuk diajak berbagi dan diiringi dengan ilmu-ilmu  baru yang insyaAllah aplikatif untuk kehidupan sehari-hari. Dan pada akhirnya blok elektif itu kemudian sekaligus menutup rangkaian perkuliahan di tingkat strata satu saya. Hiks tidak terasa saya benar-benar sudah di penghujung masa S1. Entah mengapa kuliah terasa jauh lebih singkat daripada SMP dan SMA. 

Setelah selesainya blok elektif, datanglah waktu cukup luang untuk mengerjakan revisi skripsi dengan lebih fokus. Gangguan? Banyak sekalii. Luar biasa banyak. Butuh tekad kuat sekali untuk memfokuskan diri tenggelam bersama laptop dan jurnal-jurnal. Butuh kuat begadang. Butuh kuat lihat layar laptop dan duduk berjam-jam. Efeknya adalah kepala cepat menjadi pusing, mata cepat lelah, dan kaki menjadi bengkak. Tapi semua kelelahan itu terbayar karena pada akhirnya dosen pembimbing dan penguji saya menawarkan satu tanggal untuk ujian skripsi. 

Ujian Skripsi: 5 Januari 2016
Sebenarnya ini sedikit mundur dari target awal yang saya tetapkah yaitu di akhir tahun 2015. Tapi ya apa boleh buat, sepertinya memang harus sedikit mundur demi kebaikan yang lebih banyak. Ujian skripsi saya dilaksanakan dengan tertutup. Artinya, hanya ada empat orang yang boleh masuk di ruang ujian: mahasiswa yang ujian, dua dosen pembimbing, dan satu dosen pakar. Ujian skripsi ini semacam babak final dalam perhelatan akhir tahun. Disitulah tulisan saya dipertarungkan secara tunggal. Disitulah pemahaman saya diuji. Alhamdulillah tim dosen saya menerima skripsi saya dan menyatakan saya lulus ! Revisi tetap ada tentu saja. Saya pun diberi batasan waktu satu pekan untuk menyelesaikan revisi skripsi. Satu hal yang terjadi setelah pendadaran adalah saya merasa plong sekali. Seperti sebuah beban besar telah dikeluarkan.

Tampaknya kini saya telah berada diujung tulisan ini . Inilah singkatan sederhana mengenai tiga setengah tahun yang saya alami di kampus tercinta. Tiga setengah tahun tentang susah, bahagia, sedih, tegang, khawatir, dan lain sebagainya. Tiga setengah tahun yang insyaAllah akan menjadi pijakan untuk langkah-langkah kedepan yang akan saya ambil. Tiga setengah tahun dimana nilai-nilai lama yang dirasa kurang tepat tergantikan oleh nilai-nilai baru yang sekiranya lebih tepat. Tiga setengah tahun dimana teman menjadi sahabat yang terasa seperti keluarga. Kalau sahabat yang menjadi keluarga sih ..... ahahahaha. Only God knows.

*Yogyakarta, 9 Januari 2016
** Di tengah pengerjaan revisi skripsi dan belajar OSCE compre
*** Salam sukses dariku untuk kalian semua !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar