21 dari 39 Anggota Pohon Keluarga Eyang Soeali Dwidjo Suharto |
Idul Fitri. Siapa sih muslim yang mau ketinggalan soal satu ini?
Ramadhan pergi meninggalkan kesedihan di hati. Namun setelah Ramadhan datanglah pelipur lara, hari kemenangan itu. Idul Fitri. Satu diantara dua hari raya yang telah dijadikan pengganti dari hari raya sebelum datangnya Islam.
Dirasa-rasa, Idul fitri tahun ini rasanya berbeda sekali. Ada nuansa kebahagiaan dan juga kehilangan yang bersamaan.
Bahagia, jelass. Setelah dua kali idul fitri dan nyaris seluruh ramadhan dua tahun kebelakang dihabiskan di luar Jogja, akhirnya tahun ini kembali dapat bersuka cita dalam Ramadhan dan Idul Fitri full di Jogja. Di rumah. Walaupun ya, di rumah cuma bertiga, makanannya makanan rumah, tetap saja sangatlah. Ah, nikmat yang tak terkira ya ternyata :')
Kehilangan, karena minus banyak orang. Mas Niko cs aja sedang giliran mudik ke kampung Mbak Izah. Dan pihak keluarga Bapak yang di luar jogja tidak mudik ke Jogja. Giliran si ima pulang, merekanya ngga pulang. Tapi syukurlah dari pihak Ibu hadir 21 dari 39. Alhamdulillah ;) Kapan lagi bisa sebanyak itu ya?
Tapi perubahan adalah keniscayaan bukan? Memang toh akhirnya kita semua pasti mengalaminya. Dan semoga ada barakah dalam setiap perubahan itu. Sehingga tetap ada nilai-nilai kebaikan surgawi sekalipun perubahan itu tidak kita sukai dan dianggap 'buruk'. Dan semoga tetap ada syukur dalam perubahan yang kita sukai.
Ah ini hanya pengingat kepada diri sendiri saja. Terutama untuk Ima di masa depan, siapa tau lagi futur trus iseng buka blog pribadi, semoga bisa mengembalikan semangatnya lagi.
Selamat Ber-Idul Fitri 1438 Hijriyah
Semoga masih Allah izinkan bertemu kembali di Idul Fitri dan Ramadhan mendatang :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar