Hari ini luar biasaa ! Kami PD UGM hari ini merayakan ultah UKM kami yg ke-37. Sebetulnya sih ultah PD UGM jatuh tgl 10 Mei, berbarengan dengan ultahnya mas Joko Widodo, tapi karena beberapa alasan, jadilah ultah PD UGM dirayakan hari ini ^^
Ultah PD UGM ini konsepnya adalah pentas amal culturephoria yang slogannya 'We care, we share', 'Peduli sesama, peduli budaya, peduli Indonesia'. Nah karena kami mengangkat tema budaya, jadilah dresscodenya batik. Kalau soal acara amal, kita ambil siasat kotak amal keliling. Sembari para penampil menampilkan penampilannya, kotak amal diputar, dan nanti hasilnya akan kami sumbangkan ke tiga yayasan yang membutuhkan.
Tadi kipas dan clurit tampil lagi loh. Tapi terus terang tadi waktu tampil kipas aku sama sekali ga deg degan, ga deg degan sama sekali,dan perlu digaris bawahi kata sama sekalinya. Ya, okelah, memang si nervous itu sebaiknya diminimalkan sebisa mungkin waktu mau tampil, tapi tapi tapi, nervous itu kita butuhkan sebagai pemicu semangat. Dan aku ngerasa kali ini ke nervousan kami ga seimbang, ada yang nervous banget kaya si rabi, dan ada yang kaya aku sama sekali ga nervous. Mungkin kurang latihan juga ya.
Menurut kesepakatan, harusnya aku hari ini jadi penerima tamu full, tapi aku malah banyakan mlethasnya, alesannya udah ya gak usah dibahasnya, ntar aku kebanyakan alesan lagi. Makasih buat mas Hilman yang lebih setia jadi buku tamu dari pada aku, dan juga buat Fifi yang juga jadi buku tamu akhirnya :D
Menurut rapat evaluasi tadi, kami itu terlalu flexibel, akibatnya jadi timpang perintah di beberapa orang aja.
Sisy dateng, sisy ku 'undang' dateng, dan dia nurut sama aku dateng ke acara ini :)
Tadi juga banyak banget anggota PD UGM yang lama. Ada mbak ncie, mas rio, mas kendo, mbak rina, dan mas mas mbak mbaknya yang baik hati lainnya yang meluangkan waktunya datang ke acara kami :)
Aku setuju sama temenku yang bilang tadi kaya acara temu kangen, bukan acara pensi. Oh ya soal temu kangen, I wonder bagaimana kami kumpul beberapa tahun ke depan, di saat kami sudah saling naik tingkat, dan mulai sedikit demi sedikit jarang latihan, jarang bertemu, dan kami akhirnya lulus kuliah.
Sebetulnya sesuatu yang sangat amat aku inginkan dari perkumpulan kami ini adalah sebuah persaudaraan. Persaudaraan abadi yang tak lekang oleh waktu. Persaudaraan yang membawa keberkahan dan kebahagiaan. Persaudaraan yang bersahabat. Dan aku ingin jadi sahabat bagi mereka karena aku sayang mereka. Nah ini nih, yang aku heran. Tiap kali ada di antara mereka aku ngerasa biasa aja. Tapi setelah aku pulang, baru aku mulai berpikir bahwa mereka itu saudara-saudara, mereka itu keluarga. Aku baru sadar ternyata aku udah menghabiskan banyak sekali waktu bersama mereka. Mungkin rahasia waktu ini akan terjawab, bukan sekarang, nanti, entah berapa bulan atau tahun lagi. Yang pasti aku ingin mereka tahu aku menyayangi mereka seperti saudaraku sendiri, saudara yang tak ada rasa sungkan di dalamnya, saudara sendiri.
Yogyakarta, 18-19 Mei 2013
Ima
Tidak ada komentar:
Posting Komentar